Saat waktu telah bergulir
detik berlalu tak kau sadari
benang harapan tersulam rapi
menjadi corak pengukir di hati
saat kata tak didapat
raga takk kuasa pertahankan hendak
menjadi pengecut bagi rasa
meski jiwa ingin bertahan
Langkah berat menjejaki masa
masa berlalul tak hendak berkata
meski asa merindu di angan
angkuhnya prinsip mengguncang pandangan
Fikir hal dalam gurau
mnamun nyata bersua perih
sesalmu atas menggantungnya pasti
tak mampu memutar pusaran angin
Garis hidup labirin kisah
terjebak diri dalam raung
ronta kalbu dalam isak
semua berlalu membekas pada benak
Jalan bercabang telusuri
hendak ku menunda
agar jalan yang kan ku jejaki ke depan
sesuai nurani
Namun apa ingin itu
tak jua sama
hingga ragu memecah rantai
dalam tanya yang menjawab
Memberi makna pada persaudaraan
Egois ku teredam
Belajar tegar ditangga dewasa
bukan tak miliki rasa
tapi karena ku harus sanggup
meski tak mau
Ku dengar bias bisik
kabar menggaungkan sebelum ini
terdiam dalam prasangka
yang kan ku yakin saat ku sua
Maka Sang Pemilik Skenario hidup
menunjukkan
Jelas ku jua dan simakku
pada setiap kata menggambarkan fase
menghujam kata demi kata
mematahkan tiang asa yang rapuh
remuk namun slama ini ku balut
tuk mampu tetap tegak
berharap dalam doa
dengan sugesti dalam airmata
Tak ingin mencari sesal
tak hendak menyalahkan
kini aku berada dalam labirin
aku harus keluar
meski itu merubah dan menampakkan
keganjilan
tapi aku harus keluar
agar tak ada lagi perih
cukup ku akhiri dalam diam dan air mata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar